Selasa, 15 Januari 2008

“HIDUPLAH DENGAN BIJAKSANA, ADIL, DAN BERIBADAH”

(bdk. Titus 2:12)
Kepada segenap umat Kristiani Indonesia di mana pun berada,
salam sejahtera dalam Kasih Tuhan kita Yesus Kristus.
1. Dalam suasana sukacita Natal yang menyinggahi ruang-ruang kehidupan, kita
mengucap syukur kepada Allah atas kelahiran Yesus Kristus, Juruselamat kita,
karena dalam Dialah “kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia
sudah nyata” (Titus 2:11). Yesus Kristus datang ke dunia supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16).
Kasih karunia Allah yang tampak dalam diri Yesus Kristus itu pertama-tama
membuat kita sanggup meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi
(Titus 2:12), lalu mendidik kita untuk “hidup bijaksana, adil dan beribadah” (Titus
2:12).
Kasih karunia Allah itu mendidik kita untuk menjadi bijaksana dan penuh
penguasaan diri. Kita telah dipanggil untuk mengikuti Kristus dan telah menyatakan
kesediaan untuk mengikuti-Nya. Dalam setiap saat dan kesempatan, kita diajar
mendengarkan firman Allah dan hidup sesuai dengan firman itu, seperti Kristus
sendiri hidup dalam ketaatan penuh kepada Bapa.
Kebijaksanaan Kristiani ini haruslah memancar dalam hubungan dengan sesama.
Dalam diri Anak-Nya Allah memberikan keselamatan kepada semua manusia, tanpa
memandang suku, status sosial, dan agama. Allah menjadi manusia untuk
menebusnya dari segala cela dan dosanya. Seperti Allah mengasihi semua orang,
kita pun dipanggil untuk mengasihi sesama manusia, lebih-lebih sesama yang
dipertemukan oleh Allah dengan kita dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Ketika
kita mengasihi sesama tanpa memandang suku, agama, dan status sosial, maka
kita telah berlaku adil. Kita telah menerima kasih dari Allah, dan Allah menghendaki
agar kita mampu membawa kasih itu kepada sesama.
Kehendak Allah hanya dapat kita mengerti bila kita sendiri memiliki hubungan yang
akrab dengan-Nya. Dalam ibadah yang kita lakukan, kita mendengarkan firman
Allah, merayakan karya penyelamatan Allah, dan membina hubungan dengan Allah.
Ibadah yang sejati membawa manusia pada kebahagiaan karena hakikat kehidupan
beragama adalah hidup dalam hubungan pribadi dengan Allah dan ikut mengambil
bagian dalam karya Allah untuk mengasihi manusia dan dunia.
2. Rakyat telah memilih orang-orang yang dipercaya untuk memperhatikan dan
melayani kepentingan umum demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Walaupun
ada di antara mereka yang dipilih itu justru sibuk mengurusi kepentingan sendiri dan
lebih mempedulikan kekuasaan daripada kesejahteraan bersama, tidak bisa
disangkal bahwa ada banyak orang yang penuh kesungguhan hati melayani
sesama.
Dengan dukungan pemerintah atau dengan usaha sendiri, mereka telah berjuang
membantu sesama warga bangsa untuk mencapai kesejahteraan dan untuk
menciptakan kehidupan yang lebih baik. Menurut kemampuan masing-masing,
banyak anggota masyarakat, baik secara pribadi maupun dalam kelompok, telah
berjuang memajukan pendidikan bagi anak-anak bangsa karena sadar bahwa
kemajuan bangsa ini sangat ditentukan oleh pendidikan mereka di masa sekarang.
Kita berusaha dengan tidak henti-hentinya agar seluruh warga bangsa dapat hidup
dengan rukun dan damai. Dalam hubungan itu, kita berupaya untuk terus menerus
melakukan dialog dengan berbagai kelompok agama dan masyarakat supaya setiap
warga dapat menjalankan kehidupan imannya secara lebih penuh tanpa rasa takut
dan curiga satu sama lain. Berbagai hambatan dan kesulitan dalam usaha dialog ini
telah kita lalui dan tidak perlu membuat kita patah semangat.
Kita patut bersyukur oleh karena bangsa kita telah sanggup bertahan menghadapi
berbagai bencana yang silih berganti melanda negeri kita. Berbagai bencana itu
tidak membuat kita putus asa dan berhenti berusaha. Masih banyak warga bangsa
yang turut berbela rasa dan membantu meringankan beban sesama yang ditimpa
bencana dan malapetaka sehingga mereka tidak terhimpit dalam penderitaan yang
berkepanjangan.
3. Dalam segala usaha untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, memajukan
pendidikan, dan menciptakan kerukunan itu baiklah kita ingat akan kasih karunia
Allah yang telah dinyatakan dalam diri Kristus. Kasih karunia itu telah mendidik kita
dan memberi kita kemampuan agar sanggup hidup secara bijaksana, adil, dan
beribadah. Untuk mewujudkan hal itu kami mengajak seluruh umat Kristiani
Indonesia mewujudkan hal-hal berikut:
:: Tekun mendengarkan firman Allah yang tertulis dalam Kitab Suci agar
kebijaksanaan ilahi meresapi pikiran dan hati kita. Kita menyadari bahwa
kemajuan zaman merupakan tantangan tersendiri bagi kehidupan iman kita.
Sebab itu, anak-anak, remaja, dan kaum muda hendaknya sejak dini diajar untuk
mendengarkan firman Allah dan menaatinya.
:: Tetap melibatkan diri dalam usaha-usaha untuk memajukan kesejahteraan umum
dan untuk mencerdaskan anak-anak bangsa. Dengan cara ini, secara nyata kita
menjalankan perintah Allah untuk berlaku adil kepada semua orang dan mengasihi
sesama tanpa memandang suku, agama, ataupun golongan. Dalam segala usaha
ini marilah kita memohon bantuan Tuhan agar Ia menganugerahkan kesejahteraan
bagi bangsa kita, kebijaksanaan bagi para pemimpin bangsa kita, dan keamanan
bagi negeri kita.
:: Terus-menerus menjalankan dengan setia ibadah sejati kepada Allah demi
pemantapan iman kepada Tuhan dan menghindarkan diri dari ibadah yang basabasi.
Ibadah sejati tidak dijalankan untuk memamerkan kesalehan tetapi untuk
membina hubungan pribadi dengan Allah sehingga benar-benar menghasilkan
buah nyata dalam tindakan. Oleh karena itu, hendaknya kita menjauhkan diri dari
segala tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah seperti korupsi,
penyalahgunaan narkoba, tindak kekerasan, dan sebagainya. Kita dipanggil untuk
mengembangkan dan memelihara kebebasan yang bertanggung jawab agar
semua warga bangsa dapat menjalankan ibadah dengan leluasa sesuai dengan
tatacara agama masing-masing dan kekayaan budaya para pemeluknya.
Akhirnya, marilah kita memohon kebijaksanaan Allah agar kita sanggup memahami
firman Allah dan hidup menurut firman itu, sebagaimana Kristus sendiri hidup dalam
ketaatan penuh kepada Bapa.
SELAMAT NATAL 2007 DAN TAHUN BARU 2008
Jakarta, Medio November 2007
Majelis Pekerja Harian
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
Konferensi Waligereja Indonesia
Pdt. Dr. A. A. Yewangoe
Ketua Umum
Pdt. Dr. Richard M. Daulay
Sekretaris Umum
Mgr. Martinus D. Situmorang, O.F.M.Cap.
Ketua
Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, M.S.F.
Sekretaris Jenderal

Tidak ada komentar: